Geram BPNT Tunai Ternyata Tak Tunai, Warga Sukaresmi Nyaris Ribut Karena Pihak Desa Dianggap Membodohi dan Mengancam KPM

Edi wijaya (Kaos Putih).
Gambar Hasil Tangkap Layar Video


MENARATODAY.COM, Sukaresmi-Edi Wijaya (29) warga Desa Pasir Kadu, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten terlibat adu mulut dengan empat warga yang diduga oknum dari sejumlah LSM.

Edi Wijaya mengaku kesal karena sejumlah oknum tersebut dan pihak desa diduga memaksa para penerima manfaat BPNT Tunai, bahkan terkesan membodohi.

"Terus terang saya geram sekali melihat polah tingkah sejumlah oknum yang diduga berasal dari sejumlah LSM tersebut dan juga pihak desa setempat, karena mereka membodohi KPM terkait aturan pencairan BPNT Tunai, bahkan warga diancam kalau tidak mengikuti aturan namanya akan dihapus sebagai penerima Bansos," tuturnya. Sabtu 26 Februari 2022.

Ia mengatakan, pada proses pencairan BPNT Tunai ini, kantor Desa Perdana Kecamatan Sukaresmi dijadikan titik pusat lokasi pencairan dana bansos bagi KPM dari empat desa. 

"Saya juga gak tahu apa alasannya, sehingga KPM dari empat desa mencairkan dana BPNT tunainya dikantor desa perdana," ucapnya.

Sebelumnya, video berdurasi 2.50 menit ini mendadak viral dimedia sosial (Medsos) dan juga disejumlah WA Group. 

Pasalnya, aksi Edi Wijaya dinilai sangat berani oleh para Netizen yang melihat video tersebut.

Dalam video tersebut, Edi Wijaya tampak berada di Kantor Desa Perdana Kecamatan Sukaresmi, karena dirinya tengah mendampingi ibunya yang kebetulan hendak mencairkan BPNT tunai di Kantor Desa Perdana. 

Aksi Edi Wijaya terlibat cekcok dengan keempat orang tersebut, dipicu oleh tindakan aparat desa yang terkesan memaksa para KPM BPNT.

Entah siapa yang pertama kali mengupload dan membagikannya di WA Grup dan Medsos, yang pasti aksi heroik Edy Wijaya menuai rasa kagum dari para netizen.



Dalam video tersebut, Edi Wijaya sempat melontarkan kata-kata "Ulah Membodohi (Jangan Membodohi),". 

Mendengar kata-kata tersebut, ke empat orang yang diduga berasal dari sejumlah LSM terlihat emosi dengan mengatakan, "Ngabodohan kumaha, saha nu ngabodohan (bodoh gimana maksudnya, siapa yang membodohi?!!)," tanya salah satu dari ke empat orang tersebut dengan nada tinggi. 

Setelah debat berlangsung lama, akhirnya keempat orang tersebut menyatakan bahwa tidak memaksa KPM untuk membelanjakan uangnya ke Pedagang yang berjualan di Kantor Desa. 

Mendengar pernyataan tersebut, Edi Wijaya pun langsung mengumumkan dengan suara lantang bahwa KPM tidak diwajibkan membelanjakan uangnya di Pedagang sembako yang ada di Kantor Desa. 

Alhasil, suara Edi Wijaya pun sontak disambut riuh gembira dan tepuk tangan dari para KPM yang tengah mengantri. (la) ***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama