Telan Anggaran Rp17 Miliar Lebih, Begini Kondisi Program Kotaku Desa Teluk Pandeglang


Terlihat sejumlah jaring untuk menjemur ikan asin dekat Taman Teluk, Kec. Labuan, Pandeglang, Banten (foto: Ila Nurlaila Sari)

Pandeglang, MENARATODAY.COM - Program proyek pemerintah KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten merupakan upaya strategis untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di perkotaan.

Ini seharusnya memiliki dampak manfaat bagi warga, salah satunya lingkungan tidak lagi kumuh, namun ternyata faktanya tidak demikian.

Nilai kontrak sebesar Rp 17.235.092.872 yang bersumber dari Islamic Development Bank. Kontraktor pelaksana dalam program tersebut yaitu PT Pubagot Jaya Abadi KSO, PT Bintang Milenium Perkasa, dengan jangka waktu pelaksanaan selama 240 hari tak sesuai target program KOTAKU.

Salah satunya, keberadaan pengrajin ikan asin yang notebene sebelum ada proyek mereka sudah melakukan kegiatan menjemur ikan di sepanjang pinggiran sungai dan pantai, kini kembali menggunakan lahan yang sudah dibangun tersebut untuk menjemur ikan asin.

Pemandangan ini jelas membuat program Kotaku di Desa Teluk terkesan hanya buang-buang anggaran, belum lagi rumah-rumah warga yang dengan seenaknya membuat saung yang disambungkan dengan jogging track.

Tak hanya itu, Kotaku di Desa Teluk semakin terlihat kumuh dengan adanya tumpukan sampah disepanjang jalan yang dibangun melalui program Kotaku, bahkan kondisi Taman Teluk pun kini tak terawat.


Taman Teluk di Desa Teluk, Kec. Labuan, Pandeglang, Banten.

Salah satu pengrajin ikan asin wati mengatakan, sebelum ada pembangunan program Kotaku dirinya biasa menjemur ikan asin disekitar lahan yang saat ini dibangun taman teluk.

“Saya biasa jemur ikan asin disini. Setelah ada program kotaku saya jadi kesulitan mau jemur ikan asinnya dimana, ya sudah akhirnya saya jemur disini aja (jogging track)," ujar Wati. Minggu (21/8/2022).

Wati berharap kepada pemerintah agar menyediakan lahan atau tempat untuk memudahkan mereka, karena usaha ikan asin merupakan usaha yang  sudah digeluti sebagian warga untuk menopang ekonomi keluarga.

Sementara itu, salah satu pengunjung Taman Teluk, Hendra, mengaku prihatin dengan kondisi Taman Teluk saat ini, karena selain kumuh juga tak terawat.

"Prihatin ya, karena waktu baru-baru selesai terlihat bersih, dirawat, lampunya juga kalau malam pada nyala sekarang kondisinya berbeda, ditambah lagi bau sampah yang sangat menyengat semakin membuat tidak nyaman," ungkapnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama